Damianus Muyapa : Foto (AO/KM) |
Oleh : Damianus Muyapa
TIMIKA, (KM)-- Manusia mempunyai akal dan pikiran dibandingkan dengan
makluk yang lain, manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak
baik atau dengan kata lain mana yang tugas pokok yang sebenarnya dalam hidup
dan mana yang bukan tugas pokok, sebagai guru tugasnya adalah mengajar, mendidik,
dan membina, Polisi dapat mengayomi masyarakat setempat, dan sebagai siswa
peranannya adalah belajar, kata belajar ini kata yang umum, sehingga belajar
apa saja dalam hidup sehari-hari kecuali belajar yang tidak mengutungkan diri
pribadi dalam hidup sehari-hari.
Belajar
adalah sesuatu hal yang sangat sulit untuk melakukan dalam hidup, kecuali orang
dapat berkomitmen untuk mendekati dan mencintai dengan ilmu pengetahuan, baik
pengetahuan rohani, maupun ilmu pengetahuan. Kedua ilmu ini saling keterkaitan satu dengan
yang lain, Ilmu rohani untuk mencari ketenangan dalam hidup, sedangkan ilmu
pengetahuan untuk mencari kesenangan, penghiburan yang baik, memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidup. Apabila hanya menekuni satu ilmu saja di antara
kedua ilmu tersebut ini tidak cukup,
misalnya orang sudah memiliki kekayaan begitu banyak tetapi orang tersebut
belum ada rohaninya hidup tidak bisa menerima ketenangan dan sebaliknya orang
sudah memiliki rohaninya, tetapi ilmu pengetahuan yang lain selain rohani tidak
ada dalam pribadinya akan mengalami kesulitan dalam hidup.
Dengan demikian keduanya harus ada dalam hidup yang penting belajar, tetapi pertama
harus mengutamakan untuk belajar ilmu rohani lalu ilmu pengetahuan yang lain
supaya ilmu bisa cepat mengerti dan
memahami bukan saat itu saja, namun ingat seumur hidup, kalau ilmu pengetahuan
lain selain Ilmu rohani bisa saja lupa atau hilang. Mungkin karena pengaruh
lingkungan selalu ada terus akhirnya
ilmu yang kita sudah tahu tidak menjadi manfaat dalam hidup.
Peranan
pokok siswa tidak lain dan tidak bukan adalah “belajar” baik belajar di
sekolah, dirumah, di perpustakaan, atau bisa belajar dimana-mana, tetapi harus
ada orang yang dapat dijaga, di bimbing, di ajar, dilatih, dan lain sebagainya,
kalau dirumah oleh orang tua, sedangkan di sekolah oleh guru-guru. selain itu
pula siswa sendiri harus pro aktif untuk belajar sendiri apa yang sudah di dapat ilmu rohani
dan ilmu pengetahuan dari orang tua dan guru, dan yang belum tahu ilmu harus belajar sendiri dengan berbagai macam cara
seperti banyak membaca buku baik buku fiksi maupun non fiksi, mendengar
pembicaraan orang lain terutama orang tua dan guru, menulis apa yang sudah dibaca
dan didengar, ada juga berbicara ini pun harus aktif ketika salah satu topik yang dapat membahas atau
berdiskusi didalam kelas, siswa harus memberikan atau memunculkan idee yang
baru, dan harus memprotes kepada guru bila guru tidak mengajar dengan baik, apa
lagi guru hanya memberikan catatan saja lalu disuruh tulis di papan tulis tanpa
menjelaskan atas tulisan itu, dan lebih parah lagi bahwa tulisan itu juga
ditulis oleh orang lain bukan karya atau tulisan dari gurunya sendiri, dapat di
ambil tulisan dari internet lalu dapat memberikan tulisan dalam buku dan dari
internet itu tidak ditambahkan namun persis tulisan dalam buku dan internet
itu, apa lagi buku-buku yang digunakan
juga tidak dapat mengijinkan kepada Penulis buku tersebut, sebenarnya bila mau
menfocopy tulisan orang lain harus mengetahui oleh seorang penulis buku tersebut,
kalau tidak mengijinkan berarti guru
hanya mencuri dan menstranfer saja karya orang lain sehingga tindakan ini hanya mematikan otak saja jadi siswa harus
memprotes, agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar tentang Ilmu, dan
wawasan tidak akan menjadi sempit namun siswa menjadi wawasan luas atau genius.
1.
Siswa Mengevaluasi
diri sendiri
siswa harus mengevaluasi diri sendiri, sejauh mana kemampuan
yang sudah dimiliki dan yang masih belum mampu, yang sudah tahu harus
dipertahankan terus dalam hidup dan yang belum tahu ilmu itu harus mencari jalan keluar artinya dengan
munggunakan berbagai macam cara misalnya siswa boleh mengikuti kursus di
bidang atau ilmu yang tidak tahu itu, membuka
diri dan bergabung dalam berdiskusi antar teman dengan teman atau belajar
bersama dengan teman lain, dan lain
sebagainya.
2.
Pencerminan diri siswa (refleksi
diri)
Pencerminan diri
siswa (refleksi diri) adalah satu tambahan penting dari tanggung jawab dan
peran Siswa. guru dan siswa mencoba
untuk membuat prediksi yang diinformasikan tentang alasan siswa dan motivasi
dalam belajar.ketika siswa mengetahui bahwa mereka harus siap untuk berbicara
tentang pekerjaan mereka kepada orang tua, guru dan orang dewasa lain yang
berkaitan , mereka dengan sendirinya ikut serta dalam proses pencerminan diri
mereka sendiri. Mereka harus bertanya kepada diri sendiri, mengapa saya memilih
hasil kerja ini ? bagaimana cara terbaik untuk memperlihatkan orang tua
bagaimana saya bersikap dikelas ? apa yang perlu saya perbaiki dan kerjakan ?
apa cita-cita saya untuk masa depan ? dan dalam beberapa kasus , pertanyaan
yang di lontarkan adalah “ dimana saya
meletakkan hasil kerja bahasa inggris saya?” atau mengapa saya berburu-buru dalam mengerjakan
pekerjaan saya ?” mengajak siswa untuk menuangkan atau menuliskan pilihan
mereka dalam mengumpulkan hasil kerja mereka adalah merupakan suatu alat yang sangat kuat untuk mempromosikan
meta-kognitif dan kesadaran diri siswa.
Siswa banyak yang masih belum mengerti
atas tugas pokok mereka sendiri walaupun setiap hari selalu pergi kesekolah, bahkan
ada siswa yang tidak berangkat ke sekolah karena banyak pengaruh yang
berkembang dalam kalangan masyarakat dimana mereka berada, apa lagi pada jaman
sekarang ini ada banyak keramaian dan Penghiburan maka bisa menganggu aktivitas
sehari-hari bagi siswa yaitu “Belajar”, oleh sebab itu, Siswa harus mengetahui
tugas pokok yang sebenarnya…Belajar…belajar…dan belajar. Hidup kedepan ada
ditangan anda sendiri.
Penulis Adalah Staf Dosen STIE Amor Timika (Pemerhati Pendidikan)
0 thoughts on “Peran Siswa Pada Jaman Sekarang”