Danau Tobati (Foto: Marten Kadepa/KM) |
Puisi, (KM)---Oh, danau Tobati
kau begitu Indah, selama aku memandangmu
lamanya, ku pandang, mataku membekasih air mata
karena melihatmu, menghiasi warna-warni ciptaan-Mu.
kau begitu Indah, selama aku memandangmu
lamanya, ku pandang, mataku membekasih air mata
karena melihatmu, menghiasi warna-warni ciptaan-Mu.
Melihat ke arah
kanan dan kiri,
terpampang danau
yang menghiasi dengan warna –warni, pepohonan, daun
bahkan danaunya.
terpampang danau
yang menghiasi dengan warna –warni, pepohonan, daun
bahkan danaunya.
Sungguh indanya
kau
aku memandang kesana
jauh di arah yang tak mampu ku lihat
adanya sebuah perahu nelayan berlayar di atas danau.
aku memandang kesana
jauh di arah yang tak mampu ku lihat
adanya sebuah perahu nelayan berlayar di atas danau.
Tak kalah melihat
tiupan agin pun berhembus
ia sedang mencari ikan dengan semangat.
tiupan agin pun berhembus
ia sedang mencari ikan dengan semangat.
Oh, betapa
indahnya kau (danau Tobati)
terlihat pula, pohon cemara bergoyang-goyang
seakan ada alunan suara yang mencekam pohon
dapat menghiasi di pesisir pantai tobati.
terlihat pula, pohon cemara bergoyang-goyang
seakan ada alunan suara yang mencekam pohon
dapat menghiasi di pesisir pantai tobati.
Ku banga kepadamu
sang kalik, oh, Tuhanku
karena Kau menciptakan kekayaan Papua
dengan begitu beragam.
akan selalu kuingat dan ku bangga.
sang kalik, oh, Tuhanku
karena Kau menciptakan kekayaan Papua
dengan begitu beragam.
akan selalu kuingat dan ku bangga.
Danau Tobati
Marten Kadepa, (11/02)
Marten Kadepa, (11/02)
0 thoughts on “Danau Tobati”