BREAKING NEWS
Search

Hidup Seperti Lembaran Kertas Buku

Frans Pigai (Foto: Dok. Prib/KM)

Oleh: Frans Pigai

Dimana halaman pertama aku tulis nama Tuhan dan orang tuaku (Ayah; Yulianus Pigai, nama samaran Pigai Podepai/Pigaiboo dan Ibu; Agustina Enago Mote, nama samaran Motenagoo), karena tanpa mereka aku tidak akan dapatkan dunia ini dan ada pula di dunia seperti ini. 
 
Namun, tanpa Ayah, pasti hilangnya kehormatan dan harapan dan tanpa Ibu, pasti hilang kasih sayang, apalagi tanpa Tuhan, pasti kehidupan akan hampa dan hilang semuanya.

Di halaman selanjutnya, aku tulis nama sahabat-sahabatku, terutama sahabat jantungku “Fabby Pigome” karena merekalah yang selalu mengerti perasaan kehidupan aku. 
 
Andaikan saja, sendal bisa hilang dan bisa pula digantikan kembali dengan sepatu, tapi cinta dan sahabat tidak bisa hilang karena tidak ada yang bisa digantikan sahabat dan cinta dan susah akan mencarinya untuk mendapatkannya.

Lalu aku buka sampai bagian tengah, aku tulis nama orang-orang yang pernah menyakitku, membunuhku, memperkosaku, menindasku, dan merampas harta kekayaanku “hai kau Indonesia” di atas tanah rakyat West Papua karena bagian tengah mudah di sobek lalu di buang atau di bakar.

Di halaman terakhir, aku tulis namamu dan nama bangsaku, karena kamu adalah orang yang aku sayang dan bangsa yang ku cintai untuk selamanya sampai akhir di buku kehidupanku. Semuanya ini karena awal keberangkatan dari kasih sayang. 
 
Maka, jika aku tersenyum itu karena aku ingat kamu dan tanahku, jika aku kangen karena aku belum melihat wajahmu dan kebebasan tanah West Papua, dan jika aku doakan itu karena aku ingin Tuhan jaga dan lindungi kamu dan tanah dan rakyat bangsa Papua selalu, sayangku dan Bangsa dan Negaraku West Papua.

Ada pula uang berkata, “dapatkan aku, lupakan segalanya”. Waktu berkata “ikuti aku, lupakan segalanya”. 
 
Masa depan berkata “berjuanglah untuk aku, lupakan segalanya”. Akan tetapi, Allah dengan sederhana berkata, “ingatlah aku dan aku akan memberikanmu segalanya, karena segalanya yang ada di bumi bersumber atau datang dari aku (Allah)”.

Pada umumnya, perjuangan adalah awal proses kemajuan diri, beradaptasi dalam dunia pendidikan, ekonomi, politik, sosila-budaya, agama, dan masalah sosial lainnya. 
 
Kita harus membangun sebuah masa depan yang beradab, dimana setiap orang (kita) yang hidup disana dapat merasakan dan menikmati adanya penghormatan terhadap kemanusiaan, penghargaan terhadap Tuhan. 
 
Itu hanya ada setelah kita memasuki gerbang hidup baru yang namanya kemerdekaan Bangsa Papua Barat.

(Penulis adalah Mahasiswa Papua)


TAG

nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Hidup Seperti Lembaran Kertas Buku