Yinas Masoka, Orangtua Kandung dari Aristoteles (Buju Kemeja Biru) (Foto: Alexander Gobai/KM) |
Jayapura, (KM) – Yonas
Masoka, orangtua dari Aristoteles Masoka yang hilang pada tanggal 10 November
2001 menegaskan bahwa 15 tahun kasus Alm. Theys Hiyo Eluay, Ketua Presidium
Dewan Papua (PDP) dan hilangnya Aristoteles dibungkam Negera hingga belum ada
proses penyelesaian dua kasus itu secera kemanusiaan dan adil.
“Pembunuhan terhadap Alm. Tehys
Hiyo Eluay, Ketua Presidum Dewan Papua (PDP) dan hilangnya Aristoteles Masoka
pada tanggal 10 November 2001 ini suatu hal yang telah direncanakan,”kata Yonas
dalam konfrensi
Pres, Kamis, (10/11/16) di Kantor ELSAM Papua, Padang Bulan.
Kata di, kalau kita lihat
pada hari ini Negara melakukan Hari Pahlawan di seluruh tanah air Indonesia bahkan di
Papua. Ini menurutnya, melihat hari pahlawan di tahun 2001 sebelum terjadi
kasus pembunuhan tuan Alm. Theys dan penculikan Aristoteles sangat beda jauh
dari tahun-tahun sebelumnya.
Bedanya di berapa waktu-waktu lalu ialah kejadian 10
November 2001 biasanya diadakan di lapangan terbuka. Tetapi, di hari itu dilakukan
upacara di Markas aparat Keamanan. Ini kata diadakan di kediaman aparat dan
diudang Alm. Pak Theys, ini memang sudah
semuanya sudah disetting oleh aparat.
Lanjutnya, 15 tahun sudah
cukup lama dan tidak ada perhatian serius dari pemerintah Indonesia.
Setelah terjadi kasus
kematian Alm. Theys dan hilangnya anak
kandungnya yang pertama, Pihaknya
mengaku bahwa ia mulai berjuang untuk selesaikan kasus penculikan Aristoteles
di Jakarta pada tahun 2003-2008 di Jakarta. Namun, kata dia, tidak juga mendapatkan
respon baik dari Komnas Ham RI.
“Setelahnya kata dia, tiba-tiba,
pihaknya mendapatkan informasi bahwa ada utusan sidang yang memutuskan bahwa
kasus Theys telah selesai,”ia mengaku kaget.
“Kalau kasus Theys sudah
selesai, lalu kasus Aristoteles
dikemanakan,”tanyanya.
“kasus itu masuk di dalam UU
mana dan dalam pidana mana kalau Theys sudah selesai. Hal ini menurutnya, menjadi
satu pergumulan, satu beban di dalam dirinya
sebagai orang tua.
Masoka bertanya bahwa kasus tak
bisa diselesaiakan, kira-kira yang menjadi hambatan atau kendalanya apa.
“padahal UU sudah memberikan
jaminan untuk menyelesaiakan kasus-kasus itu agar diselesaiakannya secara
hukum,”ungkapnya.
Masoka: Menceritakan Tulisan Yang dimuat di Koran Bintang Papua Edisi 27
Juni 2016
Berita yang Dimuat di Koran Bintang Papua Edisi 27 Juni 2016 (Foto: AG/KM) |
15 tahun kehilangan
Aristoteles. Orangtua kandung dari Aristoteles, meras bingung dan kaget 27 Juni
2016 dia berada di PNG yang ditulis di dalam Koran Bintang Papua Edisi 27 Juni 2016. Menurutnya, apa ini bisa dibenarkan?
Di dalam berita itu, Panglima
mengatakan Aristoteles menelfon dan berbicara dengan panglima. “Kenapa berita
ini baru muncul di tahun ini,”tannya.
Ia mengaku bahwa “Saya punya
saudara kandung yang berikut dari saya, yang
tinggal di PNG, dia tiba setelah
istri saya meninggal di tahun 2012 untuk menjenguk. Kemungkinan hal itu yang dikatakan di dalam berita yang dimuat itu.
“Berita ini dikeluarkan
membuat dirinya sedih dan terpukul hingga dikeluarga stgemen itu,”katanya.
Terlepas dari itu, kata dia,
muncul lagi Tim yang mencari dan menyebut bahwa 2011 saya makamkan Alm. Aristoteles
di kampung Harapan. Kata dia, ini semua tidak benar.
Menurutnya, semua yang dilakukan
membuat suhu memanas di Papua, di MSG
dan Internasional membuat semua lini kepanasan.
ia meminta, berita yang
dimuat tanggal 27 Juni 2016 perlu diklarifikasi. Karena berita itu, menurutnya,
tidak benar.
Pewarta: Alexander Gobai
0 thoughts on “Yonas Masoka: 15 Tahun Kasus Alm. Theys H. Eluay dan Hilangnya Aristoteles Dibungkam”