MENU
BREAKING NEWS
Search

Papua Sedang Berada di Ujung Tombak

(Foto: Dok. Prib/KM)
Oleh: Frans Pigai
 
Dan kita akan melihat api yang membakar jenggot busuk kaum bourjuasi itu akan menyebar membakar tubuh mereka. Krisis terus menghantui otak kotor mereka yang semakin dihanguskan oleh perlawanan-perlawanan rakyat.

Gelisah yang mendalam! Sampai ke akar-akarnya. Menurut kawan Alan Woods "Dunia sedang berada di Ujung Tanduk atau Tombak." Rakyat sedang, telah dan semakin sadar, bila negara bukan tempat untuk mengadu segala kekeluhan hidup. Di bawah tatanan kapitalisme segala bentuk suprastruktur merupakan alat yang digunakan kelas penguasa untuk mempertegas penghisapan serta melegalkan penindasan.

Perampas hak ulayat, penggusuran, pembunuhan, pemberangusan ruang-ruang demokrasi bagi rakyat dan pembantaian yang semakin melangit khususnya di Indonesia merupakan bukti bahwa negara (semua institusi di dalamnya) hanyalah alat khusus penindas seperti kata kawan Lenin, yang digunakan untuk menindas. Hal yang perlu diapresiasi, bahwa rakyat Indonesia sedang memulai membukakan mata rakyat dunia, bahwa rakyat yang mayoritas tertindas untuk melepas sekat-sekat suku, ras, agama, dan budaya dan harus bersatu.

Rakyat Indonesia telah sadar dan dengan tegas telah menyatakan sikap bahwa kekuasaan Indonesia atas Papua bukan untuk kepentingan rakyat (Papua maupun Indonesia) namun para kapitalis lokal, nasional, maupun internasional, maka Papua perlu dibebaskan dari cengkeraman kolonialisme dan militerisme Indonesia. Walaupun di sisi lain nasionalisme sempit ala bourjuasi sedang disebarluaskan, guna mengemis dukungan rakyat yang mayoritas ditindas untuk mengamankan akumulasi modal di bumi Papua. Persoalan Papua merupakan sebagian kecil dari keseluruhan penindasan yang saling kait-mengaitkan di bawah kerangka Imperialisme, mulai dari Indonesia, Asia, Australia, Afrika, Amerika, juga Eropa.

Dan pembebasan Papua tidak terlepas dari pembebasan Indonesia dan dunia secara keseluruhan dari cengkeraman Imperialisme. Maka tidak bisa dibilang tidak bahwa rakyat yang mayoritas ditindas harus bersatu guna menghancurkan sistem yang menindas ini. Sejarah merupakan pertentangan kelas yang menindas dan ditindas.

Kebebasan harus direbut oleh rakyat bukan digantungkan pada negara maupun suprastruktur lainnya yang merupakan alat politik kelas yang berkuasa. Semakin besar kuantitas kaum tertindas yang bergabung untuk melawan maka semakin besar kualitas kekuatan tersebut untuk meruntuhkan sistem yang menindas.

Maka bersatulah rakyat tertindas seluruh dunia, dalam misi menghancurkan sistem tua kapitalisme "IMPERIALISME." Selamat merayakan Manifesto Politik Rakyat Papua yang ke-55, 01 Desember 2016 Free West Papua, Free Indonesia Free World Hidup Rakyat yang Melawan. Perluas dan perkuat persatuan rakyat. Hancurkan Imperialisme.

*) Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Tanah Kolonia Indonesia


TAG

nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.