Ilustrasi@, Gadis kecil, Tinggal Menyendiri |
Sifatnya dia, sangat baik. Ia berani,
setia, rama dan bertakwa kepada Tuhan. Ketika ia bertemu dengan sesamanya ia
selalu menyampaikan sebuah salam/sapaan kepada mereka. Ketika orangl ain
meminta pertolongan, ia dengan segera menolong mereka. Ketika, orang lain
sedang dalam keadaan susah ia segara membantu mereka. Kehidupannya terus
berputar seperti itu, tidak ada yang berubah dalam kehidupannya.
Suatu ketika ada seorang anak pria kecil yang seumur dengan si gadis
itu, ia melihat keadaan disekitar rumahnya, ada seorang gadis yang sedang
berjalan sambill membawa sebatang bunga kembang sepatu dari rumahnya. Si pria
itu. Tiba-tiba pria itu kaget melihat si gadis pondok kecil itu. Lalu ia
berkata kepada si gadis itu, kenapa kamu memotong bunga ku itu? Lalu si gadis itu mengatakan,
aku suka dengan bunga-bunga mu yang berada di depan rumahmu akhirnya aku
mengambilnya. Apakah aku tidak boleh mengambilnya? Kemudian si pria kecil itu
mengatakan, boleh saja kamu mengambilnya, tapi ada syaratnya jika kamu
mengambilnya! Syaratnya apa kata si gadis podok kecil itu. Kamu mau menjaga
anjing ku dirumahku?
Lalu si gadis pondok kecil itu, berpikir
dengan susah payah mendengarkan pertanyaan itu dari si pria kecil itu, apakah
aku tinggal bersama dengan pria itu untuk menjaga anjingnya ataukah aku tinggal dirumahku sendiri kata
dia dalam hatinya? Ketika memikirkan hal itu, tiba-tiba kedua orang tuanya pria
kecil itu datang, lalu mendekatnya kepada si gadis itu! Kedua orang tuanya
bilang pada anaknya siapa si gadis itu? Lalu kata pria itu, aku tidak dia. Tadi
tiba-tiba ia melewati rumah lalu mengambil bunga kembang sepatu yang ada
didepan rumah itu! Kemudian aku menahannya disini kata si pria itu.
Oh.oh.oh begitu ya kata ibunya. Siapa
namumu? Namaku Eta. Kedua orang tua telah meninggal sewaktu aku masih kecil.
Sekarang aku tinggal sendirian, aku tidak punya siapa-siapa lagi disini. Lalu
selama kamu hidup disini kamu tinggal dirumahnya siapa? Aku tinggal di rumah
pondok yang sangat kecil sendirian. Rumah itu peninggalan dari orang belanda.
Tapi rumah itu sudah bolong-bolong.
Seketika si gadis kecil itu sedang
menceritakan riwayat hidupnya, kedua orang tua dari si pria itu menangis
mengeluarkan air mata yang tak bisa henti-henti. Mendengarkan riwayat hidupnya
membuat kedua orang itu, tersentu dalam
hati. Kemudian, melihat si gadis kecil itu juga menangis karena rindu
kehilangan kedua orang tuanya sewaktu maut mengambil mereka.
Kisah si gadis kecil, menjadi inspirator
bagi kedua orang itu. Kedua orang tua itu, juga memikirkan hal-hal yang aneh!
Mengapa ada manusia yang hidup seperti ini, Ya TUHAN tolonglah mereka, berilah
mereka kekuatan agar mereka bisa hidup yang selayaknya dibumi ini kata kedua
orang tua itu.
Matahari mulai terbenam dari arah barat,
menandakan bahwa hari sudah mulai malam, mendengar jangkrik bunyi kiri-kanan
dihadapan si gadis itu. Minta pamitlah dia kepada keluarga itu. Katanya! Aku,
minta permisi Ma, Pa hari uda mulai malam aku harus pulang.
Maaf ya jika aku membuat kesalahan
kepada bapa dan mama disini. Lalu respon balik dari keluarga itu! Nak? Kamu
tidak membuat salah kepada kami, tapi kamu membuat kami sedih mendengar kisah
riwayat hidup Nak! seharusnya kami yang
minta Maaf kepada kamu. Maafin ya Nak!
A.
Dua Tahun Kemudian
Setelah
meninggalkan rumah keluarga itu, Gadis kecil pondok itu, tidak pernah kelihatan
dan tidka pernah berjalan di depan rumah keluarga itu. Ia sudah melupakan masa
lalu itu. Si gadis kecil pondok itu mulai bertumbuh dewasa umurnya telah masuk
yang ke 12 (dua belas tahun). Ia masih sangat terlihat cantik dan terpesona. Ia
sangat suka dengan kehidupannya yang lama. Ia tidak pernah melewatkan satu
aktivitas yang telah direncanakan. Orangnya sangat teliti dan pandai.
Suatu hari si
gadis itu, mulai berjalan didepan rumah keluarga itu! Melihat suasan rumahnya,
ternyata didalalm rumah itu tidak ada satu orang pun yang tinggal disitu.
Keluarg itu telah meninggalkan rumah itu sewaktu ia tidak pernah berjalan
didepan rumah keluarga itu. Menangislah si gadis kecil itu. Pikirnya dia dia
mau mampir dirumah keluarga itu, ternyata dirumah itu tidak ada orang satu pun
yang tinggal.
Satu hari itu, si gadis kecil ini berpiki dan mencari
jalan bagaimana dia harus mendapatkan keluarga
itu. hari mulai malam, dia tibak bisa melakukan hal itu. ia mulai pulang dari
rumah keluarga itu ke rumahnya. Karena pikiran, jatuhlah sakit. Badannya mulai
kurus, tak bisa melakukan apa-apa lagi.
Dengan kelihatan badan yang lemah (sakit), ia tiap
hari meminta doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Tiap hari ia melakukan rutinitas
doa terus-menerus. Dua hari kemudian, tubuhnya mulai pulih kembali, kelihatan
badanya telah segar dan sehat. Ia siap melakukan kegiatannya.
Ia menjalani kehidupannya dengan baik. Tidak ada satu
orang pun yang temani dia. Ia tinggal sendirian. Tidak ada yang ingin melihat
dia. Namun, dia tidak mmikirkan hal itu. yang ia pikirkan ialah yang penting
saya hidup, yang aku bisa lakukan ya, saya lakukan. Ia berteman dengan berbagai
makhkluk hidup yang ada disekitarnya.
Suatu hari si gadis kecil itu berpikir, jika aku hidup
seperti begini terus, aku tidak akan dapat apa. Aku juga butuh orang lain kata
dalam hatinya. Maka, keesokan harinya ia mulai berjalan mulai dari rumahnya
sampai jalan Pemuda,tepat di Erport bandara. Sesampai disana si gdis kecil
memerkenalkan dirinya kepada orang lain. Terutama kepeda anak-anak kecil. Ia
asyik sekali main dengan mereka. Begitupun juga dengan anak-anak kecil asyik
juga main bersamaan dengan si gadis kecil itu.
Setelah itu, si gadis kecil itu, mengumpulakan
anak-anak kecil itu. setelah melakukan hal itu, ia mulai mencerita kisah-kisah
“Kehidupan Kancil, Harimau dan Kucing”. Melihat hal itu, sangat asyk sekali
anak-anak kecil itu. si gadis kecil ini sangat senang sekali dengan anak-anak
kecil itu. mereka kelihatannya suka dengan cerita-cerita dongen.
Tibalah sore, matahari mulai terbenam mendengarkan
jangkir bunyik di kanan-kirinya si gadis itu. orang tua dari dari anak-anak
kecil itu mulai mengambil mereka satu per satu. Ada salah anak yang sampaikan
kepada si gadis kecil “Apa kakak besok boleh bisa datang lagi” kata si gadis
kecil itu boleh kakak akan datang lagi!
Kembalilah ia ke rumahnya. Sesampai di rumahnya, ia
mulai merenungkan kembali apa yang ia telah lakukan selama satu hari itu. ia
sangat gembira sekali karena telah mendaptkan banyak teman. Keesokan harinya,
ia mulai berjalan dari rumahnya ke tempat itu lagi. Sesampai disana, apa yang
kelihatan disana! Semua anak-anak kecil itu
telah menyediakan tempat serta makanan ringan di hadapan mereka. Hatinya sangat
berdebar-debar melihat kejadian itu.
Si gadis kecl itu, ia mulai melakukan kegiatan yang
sama seperti kemarin. Anak-anak sangat senang sekali mendengarkan si gadis
kecil itu, ketika ia menceritakan kehidupan dongeng-dongeng.(Alexander Gobai/MS)
0 thoughts on “ Gadis Pondok Kecil, Tinggal Menyenderi”