Dubes AS, Scot Marciel kedua dari kiri bersama Kadispora Papua, James Modouw (Jubi/Roberth Wanggai) |
Jayapura
(5/11)—Duta Besar
Amerika Serikat untuk Indonesia, Scot Marciel menegaskan kembali komitmen
Amerika Serikat (AS) terhadap kegiatan di seluruh Indonesia, guna meningkatkan
kerjasama AS terhadap Kemitraan Komprehensif AS-Indonesia.
Dalam
kunjungan kerjanya di Jayapura-Papua, tanggal 5-6 November, Scot Marciel
menggarisbawahi program-program badan pembangunan internasional AS (U.S.Agency
for International Development atau USAID), baik yang baru maupun yang tengah
berjalan, yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Papua.
Program-program tersebut merupakan kelanjutan komitmen Pemerintah AS untuk
mendukung pembangunan di daerah.
Dubes
Marciel saat bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Provinsi Papua, Dr. James Modouw untuk membahas implementasi kurikulum
pendidikan baru untuk lebih dari 32.000 pelajar di 355 sekolah di 6 Kabupaten,
masing-masing Kabupaten Jayawijaya, Lany Jaya, Tolikara, Maberamo Tengah,
Yahukimo dan Yalimo.
“Kurikulum
yang dirancang kusus untuk Papua akan menginspirasi anak-anak Papua untuk
belajar. Kurikulum ini juga memperlihatkan rasa hormat kami untuk kebudayaan
Papua yang begitu kaya,”ungkap Dubes Marciel di Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga Provinsi Papua Tanjung Ria, Senin, (5/11).
Dalam
pertemuan itu, pemerintah AS memberikan hibah senilai 2,8 juta dolar AS dimana
akan membantu Dinas Pendidikan Provinsi untuk memperbaiki, mencetak dan
mendistribusikan kurikulum baru, serta melaksanakan pelatihan bagi para guru.
Melalui
program pendidikan SERASI ini, USAID akan bermitra dengan Sekolah Tinggi
Kejuruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kristen Wamena dalam mengembangkan kurikulum
mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia untuk siswa kelas satu dan dua
yang disesuaikan dengan budaya lokal serta memenuhi atau bahkan melampaui
standar nasional.
Pemprov
Papua akan menggunakan kurikulum kusus ini untuk sekolah-sekolah di pedalaman,
terutama di daerah pegunungan. Lima kabupaten di wilayah pegunungan serta
organisasi yang menyelenggarakan pendidikan non formal dan system pendidikan
pararel akan menggunakan kurikulum tersebut.
Disinggung
soal Kabupaten Puncak Jaya yang tidak diakomodir dalam program tersebut, Kepala
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua, Dr. James Modouw usai
pertemuan itu mengatakan akibat keamanan yang kurang kondusif, sehingga
Kabupaten itu belum terpikirkan untuk program dimaksud.
“Kalau keamanan sudah kondusif, kita masuk. Ini juga harus dibantu oleh masyarakat,”ungkap James Modouw.
“Kalau keamanan sudah kondusif, kita masuk. Ini juga harus dibantu oleh masyarakat,”ungkap James Modouw.
Dia
mengatakan 2000 buku sedang dicetak untuk didistribusi ke sekolah-sekolah dan
pencetakannya dilakukan oleh para Bupati masing-masing, tetapi dibantu juga
oleh USAID. “Bermitra dengan pemerintah kabupaten masing-masing,” ungkapnya.
Untuk semua
6 Kabupaten, seluruh guru-gurunya di training. Tinggal guru-guru kembangkan ke
kabupaten masing-masing. “Saya sudah datang mengetes langsung guru-gurunya dan
sangat bagus. Namun bagusnya itu tergantung bagaimana gurunya betul-betul punya
dedikasi untuk melatih anak. Kadang guru hanya belajar, terus pengetahuannya untuk
dirinya sendiri, tidak diaplikasikan dalam proses kerja dia kepada anak,”ungkap
James Modouw.
Program ini
akan diback up SERASI yang secara implementor berada di lapangan dan program
ini tidak dapat dikerjakan sendiri. “Harus lewat lembaga pendidikan lokal
seperti Yayasan Kristen Wamena (YKW),”ungkap James Modouw.
Untuk buta
aksara kata James, banyak sekali lembaga gereja dan yayasan yang bekerja di
bidang penginjilan di daerah pedalaman terpencil, mereka yang terlibat bantuan
dari program USAID melalui SERASI. Dalam rangkaian pertemuannya, Dubes Marciel
juga mendiskusikan program-program bantuan AS lannya dalam bidang kesehatan,
lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan tata kelola pemerintahan. (Jubi/Roberth
Wanggai)
Sumber : tabloidjubi
0 thoughts on “Dubes AS Resmikan Program Baru Dukung Pembangunan Papua”