BREAKING NEWS
Search

“JADIKAN BAHASA DAERAH SEBAGAI BAHASA KOMUNIKASI SEHARI-HARI”


Foto Istimewa Manfred Kudiai

Oleh : Manfred Freddy Kudia

PAPUAKU, bumi cendrawasihku ini, diselimuti dengan berbagai ragam bahsa, dari sorong hinnga merauke kurang lebih 260 suku bahasa, sungguh jumlah ini jumlah yang terbanyak di dunia ini, namun sayangnya sebagian bahsa semakin menghilang dari antara kita, contoh kecil anak – anak yang lahir besar kota yang asalnya di pedalman pania,karena tugas dan lain halnya sehingga perpindahaan peenduduk dari desa kee kota (urbanisasi) misalnya di timika mengakibatkan sekian banyak anak sangat susanya berbahasa daerah.apakah ini kesalahan orang tua, kurang didik anak-anaknya dalam hal ini mengajari berbahasa daerah.?
Kalau kita melihat kedepan diperkirakan pada tahun 2030 bahsa dan budaya akan punah ,kemudian apa yang akan terjadi di pulau emas papua? 30 tahun yang mendatan, dengan ini aku anak adat menghimbau kepada pemerinta Daerah agar agar bahasa daerah tidak terlepas dari tengah –tengah kita.
Minimnya perhatian pemerintah daerah dalam menjaga dan melestarikan bahasa daerah di Papua mengancam punahnya keberadaan bahasa tersebut. Kondisi ini semakin diperparah dengan keadaan sekarang , yang menyebutkan mulai ada keengganan dari sebagian masyarakat adat untuk menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa komunikasi
bahasa daerah sebagai bahasa komunikasi masyarakat adat, diperlukan perhatian pemerintah daerah dan masyarakat sebagai penuturnya.
“Yang terjadi selama ini kurang ada kepedulian dari Pemda untuk melestarikan kekayaan bahaya daerah yang dimilikinya. Seperti halnya di Biak terdapat beberapa bahasa daerah biak namun sekarang ini hampir tidak terdengar lagi masyarakat setempat menggunakan bahasa daerah untuk percakapan antar masyarakat sendiri, dan diwilayah pesisir pantai mimika contohnya di kokonao dimana aku menyelesaikan study ,beberapa kelompok kanak-kanak yang masih menduduki di bangku study SD ,mereka bisah mengerti bahsa daerah mimika tp dalam percakapannya sulit di sebutkan ,hanya saja berbasa dalam bahasa indonesia.
Selain kurang mendapat perhatian dari pemda, juga menyesalkan adanya sebagian masyarakat pemilik bahasa daerah yang mulai memiliki pandangan negatif terhadap bahasanya sendiri. “Berkomunikasi dengan bahasa daerahnya sendiri bukan lagi dianggap sebagai kebanggaan, justru yang ada hanya perasaan gengsi,”tambahnya.
Padahal, bahasa daerah menurutnya, merupakan unsur kekayaan budaya bangsa, sekaligus sebagai benteng pertahanan dan keberagaman budaya bangsa. Tanpa adanya bahasa daerah, maka bangsa ini tidak memiliki kekayaan budaya.
Karena itu, untuk melestarikan bahasa daerah,menyarankan agar setiap keluarga atau masyarakat setempat harus menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa komunikasi sehari-hari.

Penulis : (Siswa SMK 1 Kuala Kencana Timika)
`


TAG

nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


1 thought on ““JADIKAN BAHASA DAERAH SEBAGAI BAHASA KOMUNIKASI SEHARI-HARI”

    1. Tulisan yg sangat bagus...
      mantap semangat terus untuk menulis

      ReplyDelete