Foto Istimewa @Manfred Kudiai |
Oleh : Manfred Freddy Kudiai
Dalam praktek kehidupan manusia sehari-hari sering
kita rajin sekali menentukan berbagai macam peraturan dan tuntutan serta
memberikan seribu satu macam alasan atau nasehat kepada orang lain, sehingga
mereka menjalankan peraturan/kaida sesuai dengan petunjuk. dan bahkan kita juga
cukup tegas dalam bertindak terhadap mereka, akan tetapi terhadap diri sendiri, kadang kita berbuat lain dari yang
lain dan tidak sesuai dengan pemahan kita sendiri. Kita mala lunak
terhadap diri kita sendiri, padahal orang lain sangat mengharapkan kita menjadi
teladan bagi mereka yang membutuhkannya, baik dalam kata-kata bijak “kata-kata
mengajarkan, tetapi perbuatan meyakinkan “ apabilah hidup kita
berlandaskan prinsip orang bijak, maka kita boleh berbangga menjadi suri
teladan yang baik bagi orang lain. Dengan demikian, maka kita benar-benar
memahami setiap kata yang keluar sejalan dengan perbuatan.
Di negara kita ini, dikenal dengan negara hukum, namun
sayangnya hukum tidak berlaku adil, dan hukum dapat dijual/belikan, yang salah dibenarkan dan yang
benar dipersalakan. Tokoh-tokoh penegak hukum di pengadilan, mereka mengadili
orang yang bersalah namun dibalik itu mereka sendiri belum selidiki, buktinya
tokoh-tokoh penegak hukum sendiri berada di peredaraan serta pengguna
NARKOBA dll.
Sifat–sifat dan cara inilah yang merusak perdamaian
dan persaudaraan antarsesama. Dengan hal itu, menimbulkan konflik
bermacam-macam, kenapa bisah terjadi demikian? Nah semunya terjadi karena
setiap kata yang keluar dari mulut seseorang tidak sejalan dengan perbuatan,
kata sekedar hanya kata, tidak diikuti dengan perbuatan.
Sifat dan kelakuan ini pun terjadi di bumi
cendrawasihku ini, terlebih saat pemilihan kepala-kepalah daerah, baik untuk
provinsi (Gubernur dan wakil gubernur) dan untuk kabupaten (bupati
dan wakil bupati). Kita sering mendengar janji-janji palsu yang selalu keluar
dari mulut mereka. Saya akan melakukan ini, dan itu, pendidikan dan kesehatan gratis,
pembangun fasilitas umum dan lain sebagainya. Setelah menduduki jabatannya dia
bukan berada di tempat dimana ia memimpin , tapi pergi bersantai dan berpesta
pora di pulau Jawa. Dengan begiti, tentunya banyak orang akan mengatakan Janji
adalah utang! yang harus tepati bukan basa–basi. Inilah ungkapan-ungkapan yang mengandung makna KEJUJURAN. Olej krena itu,
orang yang terkenal tukang bikin janji palsu atau gombal, selalu
diwaspadai. Takut terbius dan terbui kegombalannya.
Kita memang sangat senang saat kita mendengar
dan mendapat janji. tentu diserta dengan sebuah harapan bahwa janji itu kelak
dapat dipenuhi. “ungkapan tanpa bukti itu basa-basi atau omong kosong. Janji
yang tidak ditepati itu namanya penipuan atau kata kasarnya : pemalsuan
diri sendiri .” lalu siapa mau menjadi penipu dan orang palsu seumur hidup ?
haruslah setiap kata yang keluar dari mulut sesuai dan sejalan dengan
perbuatannya.
Penulis :
Siswa SMK N 1 Kuala Kencan Timika, Papua
0 thoughts on “KATA HENDAKNYA SEJALAN DENGAN PERBUATAN”