Ilustrasi@/Goole.com |
Malam sepi, angin sepoi-sepoi berderai
rasanya badanku ingin dimakan oleh maut
tiap derainya, mengenang kembali masa lalu
masa lalu yang penuh penderitaan
rasanya badanku ingin dimakan oleh maut
tiap derainya, mengenang kembali masa lalu
masa lalu yang penuh penderitaan
Malam itu juga, memberikan kejutan pahit
Aku berdiri menangis, karena aku dibunuh, aku disiksa
aku diperkosa, aku dicaci maki oleh bangsa jajahan
ingin kupegang merah biru putih di dada tiap waktu.
Aku berdiri menangis, karena aku dibunuh, aku disiksa
aku diperkosa, aku dicaci maki oleh bangsa jajahan
ingin kupegang merah biru putih di dada tiap waktu.
Kibarkanlah merah, putih biru di merah putihnya
ukirkanlah sejarah itu disejarah mereka dan
bangsaku di bangsanya
jangan kau palingkan muka, sebelum aku tiada
tetapi pantaskan dirimu kepada warnamu.
karena itu adalah jati dirimu.
ukirkanlah sejarah itu disejarah mereka dan
bangsaku di bangsanya
jangan kau palingkan muka, sebelum aku tiada
tetapi pantaskan dirimu kepada warnamu.
karena itu adalah jati dirimu.
Hei, sobat…!
Sadarlah Kau punya warna dan kita punya warna yang sah
ikutilah sura hati bangsamu
dan kibarkanlah trus warnamu di tiap dadamu
itulah warna yang sah dan resmi…!
Sadarlah Kau punya warna dan kita punya warna yang sah
ikutilah sura hati bangsamu
dan kibarkanlah trus warnamu di tiap dadamu
itulah warna yang sah dan resmi…!
Alexander
Gobai
Auditorium USTJ, (17/08/14)
0 thoughts on “Kibarkan Bendera Warnamu”