Ribuan Rakyat Papua memadati kantor sekertariat KNPB & PRDM, mengikuti ibada pengucapan syukur hasil pertemuan PIF: Foto (AO/KM) |
Timika, (KM)--- Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Mimika, kembali mediasi rakyat Papua di tanah Amungsa,
menggelar Ibadah pengucapan Syukur atas usaha kerja diplomasi United Liberation
Movement For West Papua (ULMWP) berhasil
membawah masalah status politik bangsa
Papua Barat di tingkat Pasifik Island Forum (PIF) beberapa waktu lalu di PNG.
Perjuangan bangsa papua melalui ULMWP telah mencatat sebuah bangsa
di MSG seperti bangsa–bangsa lain di belahan dunia
selanjutnya ULMWP lobi ke PIF & telah berhasil melahirkan beberapa agenda kerja Kontinue
yakni;
Pertama,“Pelanggaran
HAM berat di Papua Barat
dan selesaikan secara damai, dan kedua Misi pencari fakta ke Papua dari PBB dan PIF. Hal tersebut, disampaikan saat Ibadah Syukuran di Kantor
sekertariat KNPB dan PRDM, oleh Ketua Knpb, Steven Italay. selasa (22/09/2015).
Kata Steven,” masalah status
Papua, ada beberapa Negara di kawasan Fasifik seperti Solomon
Island dan Vanuatu
telah mengambil komitmen untuk membawa masalah West Papua ke
tahapan selanjutnya yaitu Majelis umum PBB, sebagai ucapan terimakasih, KNPB sebagai
media nasional
bangsa papua
dan PRD sebagai lembaga politik reprentatif
wilayah Timika, kami melakukan Ibadah dan
doa bersama rakyat papua,” pungkasnya.
Steven Juga, “Perjuangan kemerdekaan
West Papua dari penguasa kolonial Indonesia terus mendunia. Setelah West Papua
melalui ULMWP diakui sebagai observer dalam Melanesian Spearhead Group (MSG),
kini isu West Papua meluas ke 16 negara Pasifik, dan kemarin berhasil dibahas
dalam pertemuan pemimpin kepulauan Pasifik atau Pacific Islands Forum (PIF),
yang berlangsung dari tanggal 7-11 September 2015, “jelasnya.
Steven Lagi, memperjelaskan
dalam sambutannya, Isu
West Papua yang merupakan satu dari lima isu prioritas di PIF. ULMWP mengajukan
tiga tuntutan, yakni mendesak agar West Papua melalui ULMWP menjadi observer di
PIF, mendesak Misi Pencari Fakta dari PBB, dan mendesak PIF mendaftarkan West Papua
di Komite Dekolonisasi PBB
Dari hasil pembahasan para Pemimpin PIF dalam
pertemuan PIDF, maka dengan berbagai perhitungan dan pertimbangan, para
pemimpin secara diplomatis memutuskan isu West Papua dalam dua poin Komunike
yang berbunyi:
Pertama, Pemimpin mengingat kembali
keputusan dan keprihatinan pada pertemuan tahun 2006 tentang laporan kekerasan
di Papua, dimana mereka juga meminta semua pihak untuk melindungi dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia dari semua warga Papua dan bekerja untuk
mengatasi akar penyebab konflik tersebut dengan cara damai.
Kedua, Pemimpin mengakui kedaulatan
Indonesia atas provinsi Papua tetapi mencatat kekhawatiran tentang situasi hak
asasi manusia, menyeruhkan semua pihak untuk melindungi dan menjunjung tinggi
hak asasi manusia dari semua warga Papua. Pemimpin meminta ketua Forum untuk
menyampaikan pandangan dari Forum kepada Pemerintah Indonesia, dan
berkonsultasi pada misi pencarian fakta untuk membahas situasi di Papua dengan
pihak-pihak yang berkaitan.
Baca : (Pernyataan Sikap Rakyat Bangsa Papua)
Lanjut Steven, Perdana Menteri Papua New Guinea (PNG), Peter O’Neill
selaku Ketua PIF, menyampaikan
bahwa hasil keputusan tentang West Papua yang dilahirkan adalah langkah awal.
“ini baru awal dari banyak tahapan yang akan dilakukan kedepan”, kata Peter
O’neill seusai debat panjang yang dilakukan antar pemimpin pada pertemuan
reatreat .
“Kita
patut bersyukur, dan terimaksih bahwa
ini merupakan sejarah dimana dalam tahun ini secara berturut-turut isu
perjuangan bangsa Papua tidak hanya menjadi isu yang dibicarakan, tetapi juga
menjadi keputusan di MSG maupun PIF.
Ini sesuatu yang luar biasa ditengah upaya penguasa kolonial Indonesia yang berupaya dengan segala kekuatan, terutama dengan “diplomasi suap”, menghalangi perjuangan kita di Internasional.”tutur Stven diakhiri sambutan rakyat Papua harus tetap semangat dan berdoa bekerja dan berjuang “ lawan secara damai bukan dengan kekerasaan”tegasnya. (Andy Ogobay/KM)
Ini sesuatu yang luar biasa ditengah upaya penguasa kolonial Indonesia yang berupaya dengan segala kekuatan, terutama dengan “diplomasi suap”, menghalangi perjuangan kita di Internasional.”tutur Stven diakhiri sambutan rakyat Papua harus tetap semangat dan berdoa bekerja dan berjuang “ lawan secara damai bukan dengan kekerasaan”tegasnya. (Andy Ogobay/KM)
0 thoughts on “Rakyat Papua Bersyukur Hasil Pertemuan PIF”