(Duk.Penulis/KM) |
Oleh : Petrus Yatipai
Opini,(KM) --- Zaman ini boleh saja dikatan zaman serba ada, yang terus berkembang secara pesat, membuat manusia berbelok arah dari posisi semulanya. Kondisi ini membuat orang dimana-mana, sulit untuk berpikir secara netral dan susah menunjukkan kebulatan tabiat pribadinya secara terbuka.
Bicara tentang Berperilaku netral,
berarti, posisi seseorang selalu ada dan berdiri digaris yang tengah dalam
situasi apapun itu bentuknya. Masa pradaban yang kian canggih kelihatannya,
membuka pola pikir seseorang untuk terus berganti posisi hidupnya. Banyak
motode akan digunakan manusia, hanya untuk meraih dan mewujudkan impian egonya.hal-hal
itu membuat sulitnya manusia berpikir dan bertindak sesuai status yang
dimilikinya secara polos.
Mutlaknya, setiap person perlu
berpikir sesuai batasan-batasan yang ada. Artinya bahwa, setiap langkah hidup
munusia, jelas ada titik finishnya. Sebelum sampai pada titik itu,langkahi
setiap tahapan secara arif, biar setiap pijakan yang dilewati ini, sangatlah
bermakna. Didalam setiap langkah kakinya, perlu diwarnai dengan benih-benih
kebaikan, biar disuatu kelak, dapat memanennya, dalam keadaan yang awet dan
berlimpah.
Realita dizaman ini, ketika
seseorang atau sekelompok orang menyelesaikan suatu pertikaian dirana hukum, jelas-jelasnya
bahwa, yang akan dibenarkan dan dimenangkan dalam sengketa itu adalah dipihak
yang memiliki banyak duit. Kasus-kasus semacam itu, membuat konflik social
setanah air terus melonjak hanya karena masalah penegakan hukum yang selalu
memihak dilapangan.
Kelembagaan
manapun, nilai kejujuran alias kenetralannya itu, semakin merosot. Ketika
manusia tidak mengenal nilai-nilai positif, maka yang ada didalam benak adalah berpikir
untuk “Banyak main dibelakang layar”. Perlu
ada komitmen diri untuk membangun motivasi dari akar kehidupan setiap individu
menuju pemulihan jiwa yang sehat.
Keadilan
sangatlah dibutuhkan, agar semuanya berjalan setara tanpa sedikit intervensi
dari pihak mana pun, untuk menjaga keselarasan, dibutuhkan tindahkan secara
fakta biar hidup menjadi sewarna.
Penulis adalah Mahasiswa Papua kuliah di Manokwari Papua Barat
0 thoughts on “Sulitnya Berperilaku Netral”