BREAKING NEWS
Search

Cerita Manusia Bertopeng

(Foto: Dok. Ist, Google/KM)
Oleh: Frans Pigai

Di desa ini terbagi dalam beberapa kubu. Sebut saja kubu A, B dan C. Entah sebenarnya terbagi dalam berapa kubu, anggap saja seperti itu dulu. Saat saya dan teman-teman sekelompok mendatangi kubu A, dengan orang A, salah satu orang berpengaruh di desa, beliau bercerita bahwa beliau memiliki banyak musuh.

Banyak orang yang tidak menyetujui tindakan beliau dalam usahanya untuk membangun desa (dusun). Perlu diketahui bahwa sebelum kedatangan beliau ke desa (dusun) ini masih banyak warga yang tidak dapat beribadah dengan baik dan benar.

Masih terdapat kepercayaan pada makam keramat yang kebetulan terletak di sebelah kediaman kami tinggal. Makam keramat tersebut bergabung bersama makam warga yang lainnya, dan setiap hari tertentu banyak warga atau peziarah yang datang ke lokasi tersebut dengan membawa sesajen.

Semenjak kedatangan beliau, makam tersebut akhirnya ditutup. Beliau juga membangun sebuah yayasan, membentuk TK PAUD dan Sekolah Buta Huruf (SBH). Mengajar anak-anak serta bapak/ibu sekitar baca dan tulis.

Singkat cerita beliau sudah membawa perubahan cukup besar terhadap masyarakat dusun ini. Perubahan demi perubahan yang dilakukan beliau itulah membuat beberapa orang merasa tidak cocok dengan beliau dan beliau menyadari hal tersebut. Beliau menghimbau kami bahwa ada musuh dalam selimut, ada orang-orang yang tidak cocok dan hampir selalu menentang beliau.

Beralih ke kubu B, mungkin di kubu ini saya belum mendengar secara langsung ejekan, hinaan, cacian (ini terlalu kasar), atau cerita-cerita menyeleweng tentang kubu A. Dapat dikatakan bahwa kubu ini adalah salah satu orang yang tidak cocok dengan kubu A. Justru saya mendengar beliau menceritakan tentang kubu C. Menceritakan hal buruk mengenai kubu C.

Padahal saat bertemu mereka layaknya seorang teman dan tetangga biasa yang akur dan akrab serta suka bergosip. Saat bertemu dengan kubu C, saya memang tidak mengulik permasalahan diantara kubu-kubu tersebut.

Namun, memang tidak atau belum ada cerita buruk yang keluar. Mungkin dalam penjelasan ini tidak terlalu terlihat aksi saling menjatuhkan. Namun, pada kenyataannya di masyarakat, kami mendengar dan melihat sendiri bahwa dalam masyarakat dusun ini telah terjadi konflik laten. Saling menyimpan dan memendam permasalahan, tidak sampai mencuat keluar dan kemudian tersebar rumor-rumor tidak menyenangkan.

Entah dari pihak mana yang mulai menyebarkan. Apabila masyarakat tidak berusaha untuk memunculkan permasalahan yang terjadi diantara mereka, sampai kapanpun permasalahan ini tidak akan pernah usai. Saling menuduh, menjatuhkan, menyebarkan rumor, dan juga curiga akan selalu menyelimuti mereka. Bagian ini yang menyeramkan menurut saya pribadi.

Ditambah saat penggalian informasi ke berbagai kubu tersebut selalu saja ada cerita-cerita yang kurang pas antara cerita dari kubu A dengan kubu yang lainnya. Sehingga kami tidak mengetahui cerita mana yang sebenarnya terjadi dan cerita mana yang telah ditambahi dengan bumbu-bumbu penyedap.

Begitulah manusia bertopeng tak kasat mata di kehidupan bermasyarakat. Saya bisa saja berbicara seperti ini seolah saya ini selalu benar dan saya orang baik yang tidak akan pernah memakai topeng tersebut. Kenyataannya, tanpa disadari pun saya mungkin pernah memakai topeng tak kasat mata.

Terkadang saya berpikir, bahwa ada kalanya kita perlu memainkan “peran ganda” dalam artian memakai topeng tak kasat mata tersebut dalam kehidupan. Maksudnya boleh saja jika kita memakai topeng tersebut, bertingkah baik dihadapan orang yang sebenarnya tidak kita suka hanya demi menjaga tali persaudaraan dan mengurangi musuh atau perselisihan.

Asalkan kita tidak mencoba untuk menjatuhkan orang yang tidak kita suka tersebut. Karena pada dasarnya segala di dunia ini memiliki dua sisi. Hitam dan putih. Tinggal bagaimana kita memilih untuk menjadi hitam atau putih. Pertanyaan lain muncul, apakah mahasiswa yang sedang melaksanakan KKNP ini berhak ikut campur dalam permasalahan konflik laten tersebut? apakah kita boleh dan bisa membantu mereka memecahkan konflik tersebut? jika diperbolehkan, lantas bagaimana caranya? Perlu kita simak antara kita sendiri.

(Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Tanah Colonial Indonesia)

Editor: Frans Pigai


TAG

nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Cerita Manusia Bertopeng