Masa Aksi Memegang Spanduk Berukuran 3x2 dengan Tulisan Tutup Freeport. Aksi Ini diadakan di Merpati, Abepura Sebelum, Menuju di Kantor DPRP, Senin, (20/03/17). (Foto: Alexander Gobai/KM) |
JAYAPURA, KABARMAPEGAA.COM – Sebanyak 500-an Mahasiswa dan mahasiswi
Papua yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi (PT) Sejayapura menggelar
demo tutup Freeport di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Pada Senin,
(20/03/17).
Aksi ini di mediasi dari lima organisasi besar
diantaranya, Gerakan Mahasiswa Papua dan Rakyat (GempaR) Papua, Aliansi
Mahasiswa Papua (AMP) Forum Independen Mahasiswa (FIM), Solidaritas Mahasiswa
Pemuda Papua (Sonamapa), dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi
Jayapura (BEM USTJ) dan lima gabungan organisasi itu dinamakan Front Persatuan
Mahasiswa Tutup Freeport (FPM-TF).
Kodinator Lapangan (Korlap) Umum Aksi Tutup Freeport,
Nelius Wenda yang sebagai Ketua BEM USTJ menuturkan melihat setiap polemik
masalah Freeport yang terjadi pada saat ini baik di Amerika bahkan di
Indonesia, pembahasan Freeport McMoran,
PT. Freeport Indonesia bahkan pemerintah Indonesia, masalahnya ialah IUPK dan
KK. Pembahasan itu tidak perna memberikan solusi yang baik kepada rakyat Papua,
lebih baik tidak perlu di bahas.
“Hari ini rakyat Papua jadi korban. Sudah 50 Tahun PTFI
hadir di atas tanah Papua belum perna ada sebuah kebijakan atau hasil yang
diberikan kepada rakyat Papua,”Tuturnya Kepada wartawan saat diadakan Jumpa pers usai aksi.
Menurut Wenda, dua suku besar, suku Amungme dan Kamoro
bahkan lima kerabat suku lainya (Dani, Mee, Duga, Moni dan Damal) yang memunyai hak ulayat di Freeport, masih
hidup miskin, apalagi kita yang lainnya yang hidup di pulau-pulau bahkan di
desa-desa tidak dapat dampak yang baik bagi orang Papua.
Nelius Wenda, Korlap Aksi Damai. (Foto: Alexander Gobai/KM) |
Lanjutnya, kehadiran PT. Freeport di atas tanah Papua
dari sejak tahun 1967, Sejak itu, telah menimbulkan banyak permasalahan-permasalahan
bagi orang Papua, misalnya harta kekayaan orang Papua dirampas dan di bawa
keluar dengan begitu saja tanpa diketahui oleh pemilik hak ulayat.
“Orang Papua tidak mendapatkan hasil dari Freeport,
orang Papua Miskin di atas tanah Papua ini dan mengalami banyak penderitaan, Apalagi,
TNI/Porli di kirim di Freeport untuk mengawasi, namun tak ada hasil yang
cemerlang. Malah terjadi peran antarsuku, perang antarkeluarga akhirnya orang
Papua jadi korban secara brutal,”Ungkap Ketua BEM USTJ itu.
“Untuk itu, melihat permasalah-permasalah itu, kami
sebagai mahasiswa menolak untuk tutup Freeport,”tegasnya.
Sementara itu, Yason Ngelia, Sekjen GempaR, menyatakan,
melihat semua kompleksitas, semua persoalan di Papua saat ini, dimana tidak ada
lagi pengakuan terhadap hak-hak demokratis rakyat Papua dan rasa tanggung jawab
akibat dampaknya.
Kata dia, dengan kehadiran PT. Freeport milik
Imperialisme Amerika yang merupakan dalang kejahatan terhadap rakya Papua.
Maka, itu lanjuntya, Tutup Freeport yang merupakan dalang kejahatan kemanusiaan
di atas tanah Papua.
“Secara tegas, tutup freeport, tidak ada kata lain,
tutup,”ungkap dengan wajah sedih.
Masa Aksi Sedang Masuk di Kantor DPRP. (Foto: Alexander Gobai/KM) |
Liputor : Alexander Gobai
0 thoughts on “Tutup Freeport, Mahasiswa Papua Gelar Demo di Kantor DPRP”