Foto : Mama - Mama Dogiyai Berjualan di Pinggiran Jalan Trans Nabire - Paniai (Petrus Dou, doc). |
Meepago (KM) -- Hasil survai lapangan di tiga wilayah kawasan Meepago yaitu daerah Paniai pusat ekonomi di Enagotadi, daerah Tigi pusat ekonomi di Wakeitei, daerah Kamu dan Mapiya pusat ekonomi di Moanemani, tidak memiliki pasar lokal bagi para petani lokal.
Tempat transaksi jual beli pangan lokal di tiga wilayah ini, kemungkinan ada bahkan tidak ada sama sekali, sedangkan pasar produk pemerintah di dominasi oleh pengusaha warga pendatang di masing - masing wilayah. Berikut Ini adalah masing - masing daerah dan tempat pasar lokal.
Wilayah Paniai
Hingga kini, tahun yang ke- 18 setelah daerah itu diduduki pemerintah otonom baru, dari pemimpin ke pemimpin soal pasar lokal tidak pernah menjadi bahan perbincangan di Publik Paniai. Pasar lokal telah ada namun pasar didominasi oleh warga pendatang.
Fakta Lapangan : sepanjang jalan sentral kota antara belakang kantor Kecamatan Paniai Timur sampai dengan mata jalan pusat pasar Enarotali dipadati penjualan sembako dari mama Paniai.
Ketidakberpihakan dari pemerintah membuat mama - mama melakukan aksi damai sepanjang hari. Aksi damai yang dimaksud yaitu mama- mama berjualan hasil kebun, hasil penangkapan ikan, serta ternak lokal di sepanjang jalan depan rumah para pejabat.
Keunikan daerah di Paniai memiliki lima jenis ikan air tawar. Jenis - jenis ikan air tawar yaitu Udang, Ikan Nila, Ikan Gurami, Ikan Gabus, Ikan Lele, dan tuna. Perkebunan buah merah, sayur - sayuran, ubi, ikan, pisang, dll. *******
Wilayah Kamu dan Mapiya
Menjalang 8 tahun setelah menerima status wilayah otonom baru bagi kedua daerah ini, pemerintah daerah masih belum ijinkan masyarakat sipil berjualan di pasar permanen, yang suda bangun di Tokapo, terletak di perbatasan antara desa Ekemanida dan Mauwa.
Fakta Lapangan : banyak mama-mama orang asli Dogiyai tetap berjualan hasil panen kebun di sepanjalan pinggir jalan raya antara terminal dan ujung lapangan terbang. Polusi kendaran, debu menjadi makanan sehari - hari petani lokal untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Persoalan utama yang tentu di alami mama-mama, belum tersedianya tempat yang layak untuk sarana jual beli hasil kebun. Pemerintah daerah belum berpihak kepada masyarakat sipil. Bayak hal yang di alami penjualan warga sipil seketika mereka menjual depan pertokoan atau warung-warung, mereka di usir karena menghalangi para pembeli di kios atau toko tersebut. Disini keberpihakan terhadap segera bangun atau buka pasar permanen yang jelas.
Keunikan kedua daerah ini, seperti ternak sapi bali, ternak babi, kambing, bebek makin berkembang. Satu keunikan wilayah ini adalah ubi (Yepoonota), daun daunan, buah merah, kacang tanah dll. ******
Wilayah Wakeitei
Kurang lebih berjalan tahun ke-6 setelah menerima wilayah otonom baru di Wakeitei di Tigi. Hingga kini pemantapan lokasi penjualan pasar lokal belum sempurna.
Fakta lapangan : Depan mata jalan pusat kota Wakeitei mama- mama berjualan hasil produk kebun, hasil tangkap ikan serta bahan pangan lain. Warga sipil ini berjualan diatas tanah lihat, sedangkan pakaian mereka jadikan alat tikar diatas tanah liat.
Disini ada pasar lokal sebelum menetapkan wilayah otonom akan tetapi pemantapan, pengawasan dan pengaturan dari pemerintah yang belum ada.
Keunikan daerah dalam hal pangan adalah ternak seperti ternak babi, sapi, ayam dan bebek. Pertanian : Ubi, Keladi tebu, serta Perikanan : ikan emas, mujair, udang, serta lele.
Soal pangan adalah kebutuhan mendasar umat manusia. Soal mati dan hidup, tanpa pangan suatu bangsa goyang, akibat krisis kelaparan bisa mengancam, jika stok belum sedia, maka segera benahi persoalan mendasar ini untuk mengembangkan potensi yang ada memenuhi pemenuhan kebutuhan penduduk yang mendiami di wilayah meepago, serta pengembangan ekonomi lokal. (Marinus Gobai).
0 thoughts on “Tiga Daerah Meuuwo Tak Ada Pasar Lokal”