Frans Pigai (Foto: Dok Prib/KM) |
Oleh: Frans Pigai
Opini, (KM)---Apakah
anda pernah berdosa? Berapa kali sehari? 3 kali sehari, atau malah lebih? Hari
ini Yesus memanggil matius, si pemungut cukai, menjadi pengikut-nya. Yesus
tidak segan-segan untuk makan bersama dengan para pendosa dan pemungut cukai.
Tindakan
yesus itu dinilai merendahkan martabat para rabi dan ahli taurat dari kaum
Farisi, karena mereka biasanya menghindar untuk makan bersama dengan orang yang
mereka anggap berdosa.
“dosa”
menurut kaum Farisi dan ahli taurat adalah tidak mentaati hukum dan adat
istiadat keagamaan Yahudi. Orang yang dapat mentaati hukum itu adalah kalangan
terbatas: para rabi, sementara umat tidak mungkin melaksanakan karena
keterbatasan pengetahuan ataupun keuangan (untuk biaya membeli bahan
persembahan di kenisah sesuai dengan aturan).
Mereka
membuat aturan dari mencuci tangan dan kaki sebelum makan, sampai soal
penghormatan mutlak terhadap hukum sabat dengan tidak berbuat apapun juga.
Pemungut
cukai dianggap orang pendosa berat karena memang kerap kali menarik cukai di
luar kewajaran. Namun mengapa yesus memanggil matius?
Yesus
mau menjungkirbalikkan jalan pikiran orang Farisi dan ahli taurat yang
beranggapan bahwa mereka dapat menyelamatkan diri sendiri dari hukuman kekal
dengan usahanya sendiri berbuat baik, yakni ketaatan terhadap hukum taurat dan
adat istiadat Yahudi. Jadi orang yang tidak taat akan mengalami kebinasaan.
Sikap
Yesus yang mau makan bersama dengan orang pendosa dan pemungut cuka mengubah
radikal jalan pikiran “keselamatan” itu.
Keselamatan
bukan melulu diusahakan manusia melainkan pertama-tama karunia allah yang serta
merta cuma-cuma. Allah berinisiatif memanggil orang berdosa untuk kembali
menjadi anak-nya.
Keselamatan
itu buah kasih allah yang maharahim. Karena itu, yang dimohon dari pihak
manusia bukanlah kesombongan: merasa diri menjadi orang saleh, tetapi justru
pengakuan sebagai orang berdosa.
Bagaikan sebuah botol berisi air keruh, mustahil dapat diisi air jernih kalau tidak dikeluarkan dulu, demikian juga, hati manusia tidak mungkin dimurnikan kalau manusia tidak terbuka untuk dibersihkan hatinya oleh Allah.
Bagaikan sebuah botol berisi air keruh, mustahil dapat diisi air jernih kalau tidak dikeluarkan dulu, demikian juga, hati manusia tidak mungkin dimurnikan kalau manusia tidak terbuka untuk dibersihkan hatinya oleh Allah.
Siapakah
kita? Kita akan menjadi orang yang mengaku diri yang sakit dan berdosa dan
mohon pengampunan, atau mengaku diri orang yang merasa sehat dan saleh sehingga
tidak lagi membutuhkan Yesus?
Penulis Adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Surabaya, Juga Aktif Menulis di Media Kabar Mapegaa
Penulis Adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Surabaya, Juga Aktif Menulis di Media Kabar Mapegaa
0 thoughts on “Bahan Renungan: Tuhan, Pengampun Dosa Umat Manusia”